Sabtu, 09 Januari 2010

MEMILIH KBIH UNTUK MELAKSANAKAN HAJI


Assalamu’alaikum wr. wb

Sekedar untuk direnungkan dan mengawali wawasan sebelum berangkat haji, kami ingin bercerita pengalaman perjalanan haji kami, agar dapt menjadi bekal, bagimanakah kita berangkat haji nanti. Karena pada awalnya, kita semua minim pengetahuan/ilmu yang kita miliki, tentang manasik haji. Karena ketakutan2/kwuatir hajinya tidak sempurna, kadang2 terburu2 mendatangi Undangan2 dari beberapa KBIH. Itu semua karena belum tahu bagaimanakah pelaksanaan ibadah di Tanah Suci Makkah dan Madinah.Saya bukan Kyai, bukan keluaran Pondok Pesantren. Saya orang biasa, yang minim pengetahuan tentang Agama. Ingin bercerita saja, agar Bapak2/Ibu2 tidak kecewa, karena biaya haji itu mahal, dan menantinya untuk keberangkatan cukup lama, dan hajinya nanti tidak ikut2an saja.

Pengalaman Haji kami dumulai pertama tahun 1996, berhaji mandiri tanpa dibimbing oleh KBIH berangkat sendiri tanpa istri dari Pamekasan Madura, karena saat itu masih dinas di Bulog Pamekasan Madura. Kemudian Haji yang kedua bersama istri tahun 2001 saat sudah Pansiun dari PNS, juga berhaji mandiri tanpa bergabung dengan KBIH, berangkat dari Kalen Kedungpring Lamongan.Kami mendapat kesembatan berangkat Gelombang ke II (Dari Tanah Air langsung ke Makkah) Saat melaksanakan haji yang kedua, kami di Makkah saat santai membaca buku panduan manasik haji yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi, yang diberikan saat tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Setelah kami baca,ternyata ada perbedaan dengan buku panduan Manasik Haji yang diberikan Depag. Menurut buku manasik haji dari Depag, karena ada kesulitan2 sesuatu diatas pesawat, kita boleh mengambil miqat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sedang menurut buku panduan Haji dan Umrah dari Pemerintah Arab Saudia, miqat kita dari Indonesia harus dan wajib dilaksanakan diatas pesawat Udara sebelum melintasi Qarnul Manazil.Yang tidak mengambil miqat seperti itu harus mengulangi mengambil miqat diatas pesawat/Qarnul Manazil.Tentu kita tidak bisa,satu2nya ya berdoa, semoga kita bisa berhaji lagi ditahun yang akan datang.

Kemudian pada saat tgl. 8 Dzulhijjah Saat pelaksanaan Haji tiba, kita harus ke Mina untuk Mabit disana sebelum ke Arafah. Kita di Mina mulai Saat Sholat Dhuhur, Ashar,Magrib, Isa sampai Subuh, cara sholatnya dilaksanakan tepat waktu dng cara di qashar tanpa jama’ kecuali sholat Magrib dan Subuh tidak di qashar, dan setelah itu pada tgl. 9 Dzulhijjah kita berangkat ke Arofah. Sedang yang dilaksanakan Depag RI yang bekerjasama dengan Maktab Arab Saudi, kita langsung diberangkatkan ke Arafah tanpa mabit dulu di Mina. Sehingga tidak sesuai dengan yang dicontohkan/dilaksanakan oleh Rasullulah SAW.

Perbedaan juga pada saat mabit di Muzdalifah. Berdasakan buku Panduan Manasik dari Arab Saudi,kita harus mabit di Muzdalifah, mengerjakan sholat Magrib dan Isa di jama’ qashar mabit sampai sholat Subuh baru berangkat ke Mina untuk melontar jamrah Aqabah. Sedang yang dilaksanakan Maktab, di Muzdalifah kita tidak dapat mabit dng santai karena harus berebut Bis yang menjemput yang waktu jemputnya tidak tentu, karena Bis yang disediakan hanya 2(dua) untuk jamaah sebanyak 450 orang (satu kloter) dengan sistim bergantian ( Taraddudi ).

Karena kami merasa haji kami yang telah kami lakukan sejak haji pertama tahun 1996 dan kedua 2001 kurang sempurna dan tidak sesuai dengan hajinya Rasullulah, maka kami bersama istri memutuskan harus melaksanakan haji lagi. Sukur Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT, kami diberi rezeki untuk menunaikan Ibadah Haji lagi pada tahun 2006 (Haji yang ke III) Karena kami bertekat untuk melaksanakan Ibadah Haji sesuai dengan Ittiba’ Rasul, maka kami harus bergabung dengan KBIH, karena kalau melaksanakan secara mandiri seperti haji kami yang I dan yang II, tentu tidak dapat melaksanakan Haji sesuai dengan Hajinya Rasulullah ( Ittiba’ Rasul ) dan tentunya harus bergabung dengan KBIH yang melaksanakan Tanazul murni (Memisahkan diri dengan Maktab) yang menyewa bis sendiri pada saat pelaksaan haji di hari Tarwiyah ( Tgl. 8, 9, 10 Dzuhijjah ).

Untuk itulah kami mulai memilih mana KBIH yang melaksanakan Haji dengan Ittiba’ Rasul / Tanazul murni, dan untuk ini di Lamongan yang kami baru ketahui, ada 3 (tiga) KBIH , dan 1(satu) lagi ada di wilayah Gresik. Disamping itu di Lamongan ini Banyak KBIH2 yang tidak melaksanakan Tanazul, tapi hanya bergantung Maktab di Arab Saudi. Dan yang melaksanakan Tanazul juga tidak murni (artinya: Tidak menyewa Bis sendira tapi menggantungkan antaran Bis Maktab, dan diatar tgl 7 Dzulhijah, senghingga mabit di Mina 2 hari. Ini sudah menyalahi Sunah Rasuluiloh).Jadi sama saja dengan haji mandiri seperti yang dilaksanakan Pemerintah RI. Setelah kami amati dan kami telusuri keberapa KBIH yang Melaksanakan Haji dengan sistim Ittiba’ Rasul/Tanazul murni, maka pilihan kami adalah: KBIH.Al Haromain Deket Lamongan yg melaksanakan tanazul murni. Yang dipimpin dan dibimbing oleh Bapak Drs.H.Hazbillah Karim, M.Ag.

Beliau bekerja sama dengan Mukimin yang bermukim di Makkah.

Beralamat di MASJID AL FALAH Deket Permai, Perumda Deket

Gg. VI/10 Deket Lamongan. Pilihan kami karena pembimbing dan pengantar ke Mekah orangnya muda, phisiknya kuat, Professional, setiap kegiataan selalu di Shooting dan hasil shootingnya berupa VCD diberikan ke para jamaah dng mengganti beaya, para jamaah setelah pulang dan datang ke Tanah Air bisa memutar VCD lewat TV, dan gambarnya bisa dilihat para Peziarah Haji yang datang ke rumah,sehingga tidak terlalu banyak bicara. Beliau sebelum mendirikan KBIH, adalah Petugas Depag Lamongan yang selalu mengantar para Calon Jamaah Haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah sebagai petugas yang ditunjuk Pemerintah R.I.Ternyata pilihan kami tepat, Karena KBIH Al Haromain Deket, melaksanakan Tanazul murni, Carter Bis dan Makanan/Katering sendiri pada saat hari Tarwiyah (Tgl. 8,9,10 Dzulhijjah). Sedang KBIH2 lain yang melaksanakan Ittiba’ Rasul/Tanazul, tidak murni, Bis nya bergantung Maktab, sehingga di Mina Tgl. 7 Dzuhijjah sudah tiba, padahal seharusnya tgl. 8 Dzulhijjah baru di Mina untuk Mabit sehari semalam, sesuai dengan Hajinya Rasullulah. Di Mina kita mulai dari Dhuhur sampai Subuh, kemudian setelah sarapan pagi harinya tgl.9 Dzulhijjah dijemput Bis yang kita Carter untuk diantar ke Arofah untuk wukuf, tempat wukuf di Arofah dekat Jabal Rahmah. Bis menunggu dekat kemah dan menjelang Magrib kita diantar menuju Muzdalifah dan Mabit sampai Subuh dan Bis menunggu di dekat kita, sehingga bila ada yang tidak tahan angin malam atau merasa kurang sehat bisa tidur/istirahat diatas bis. Kemudian setelah Sholat Subuh dan sarapan pagi, kita diberangkatkan ke Mina yang kedua, untuk melempar Jamrah Aqabah. Sedang Jamaah lain di Muzdalifah yang tidak Tanazul/Tanazul tidak murni tapi mengikuti Maktab, juga KBIH2 lain yang tidak tanazul,berharap-harap cemas menunggu bis dan berebut untuk bisa naik dahulu, maklum hanya disediakan 2 (dua) bis. Kadang2 bisa berpisah dengan teman rombongan, kadang pisah suami dan istri. KBIH Al Haromain,di Mina tgl. 8 Dzulhijjah, di Arofah, dan di Muzdalifah, dapat makan dari Catering yang kita cater, mulai makan siang, malam dan makan pagi , sedang KBIH yang lain membawa makanan kecil sendiri, kecuali di Arofah dan di Mina tgl 10,11 dan 12 Dzulhijjah dapat makan dari Maktab. Di Muzdalifah saat Mabit, KBIH Al Haromain dapat makan Malam dan Sarapan pagi. Jamaah lain di Muzdalifah selain KBIH Al Haromain tdk dapat makan. Menyembelih Kambing/Unta untuk Dam,dilaksanakan pada hari tasyrik dan para jamaah bisa menyaksikan penyembelihannya.KBIH lain yang non tanazul menyembelih Dam sebelum tgl 8 Dzulhijah, ya belum waktunya. Sama saja menyembelih kurban sebelum Sholat Idul Adha kan tidak sah, ya memang murah harga hewan kurbannya, karena belum waktunya. Untuk itu bekali Ilmu manasik yang sesuai seperti yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Ini yang dianut oleh KBIH Al Haromain. Doanya tidak panjang2, tetapi mengambil doa yang di sunahkan Rasululloh SWA. Dan mudah dihapalkan oleh para jamaah haji.

Untuk itulah kami menghimbau Bapak2 dan Ibu2 Calon Tamu Allah/Calon Jamaah Haji , agar benar2 melaksanakan Manasik Haji yang sesuai dengan Ittiba’ Rasul, agar kemudian hari tidak menyesal, Karena biaya untuk berangkat haji cukup mahal. Pilihlah KBIH yang benar2 melaksanakan Ittiba’ Rasul/Tanazul murni, yaitu Tanazul yang tidak bergantung pada Maktab. Bekalilah dengan Ilmu agar kita dapat melaksanakan haji dengan benar dan diterima oleh Allah SWT, dan haji kita menjadi haji yang Mabrur. Aaamiin.

Sejak tahun 2007 Al Haromain Deket, membuka cabang di Masjid Baitul Muttaqin Kalen yang berada di jln. Babat Jomang no.63 Desa Kalen, Kecamatan Kedungpring, untuk membantu bapak2 dan Ibu2 Calon Jamaah Haji yang berada di wilayah Babat, Kedungpring, Modo, Ngimbang dan Sukorame, agar tidak terlalu jauh dari rumah dari pada kalau ke Lamongan. Para pembimbing dan Tutor akan datang memberikan materi ke Kalen, dan untuk tahun 2010 sejak Pengenalan I tgl. 08 Januari 2010 dan tgl. 12 Pebruari 2010, dan tgl. 26 Pebruari 2010, manasik berikutnya dimulai Maret 2010 sampai seterusnya, setiap bulan 2 (dua) kali dan selajutnya setelah pelunasan ONH, manasik dilaksanakan setiap hari Jum’at jam 13.00 WIB setelah sholat Jum’at sampai puasa Ramadhan libur sebulan dan dilanjutkan setelah hari Raya Idul Fitri sampai menjelang keberangkatan Ke Tanah Suci Makkah/Madinah.

Tergerak hati kami untuk membuat Program Pengenalan Bagi Para Calon Jamaah Haji, kerena kami melihat dan mengamati banyak Calon2 Jamaah Haji yang masih belum mengerti, bagaimana melaksanakan haji yang benar, dan memilih KBIH yang sesuai dengan ITTIBA’ RASUL (Haji yang sesuai dengan sunnah Rasulullah). Pilihlah KBIH yang tepat. (Tanya: Apakah melaksanakan Tanazul murni,kalau tidak lebih baik berpindah ke KBIH yang melaksakan Tanazul Murni)

Wassalumu’alaikum wr. wb.

H.M. Soeharto / Dra.Hj.Munawaroh, MM (HP.08563066678) E-mail : soehartohaji@